Langsung ke konten utama

Tentang Perempuan dan Saya

Esai Mela Sri Ayuni

(Dimuat di NGEWIYAK, 22 Agustus 2024)

Kalau berbicara tentang perempuan, saya yakin ini tidak akan pernah selesai. Perempuan itu unik, ia mempunyai pahamnya sendiri. Tidak bisa dipahami oleh semua orang. Sedikitnya hanya ada beberapa kepala saja yang mengertinya, itu pun harus melalui ilmu tarikat. Perempuan itu bisa jadi lebih rumit dari filsafat, lebih mistik dari tasawuf. Ia bisa bilang “Iya” padahal di hatinya berucap “Tidak”, pun sebaliknya, ia bisa berucap “Tidak” padahal hatinya “Iya “. Bahkan, seorang spiritualis Muslim rela menyisihkan waktu untuk mempelajari darah haid perempuan selama sembilan tahun. Itu baru darahnya, belum nadi, dan itu-nya. Simpelnya, orang bodoh menyebutnya, perempuan itu ribet!

Perempuan bisa diartikan salah satu makhluk Tuhan yang paling menarik. Ia diciptakan ketika Adam sedang tertidur. Kehadiran perempuan mampu memberikan energi untuk peradaban dunia. Bahkan, saking berdampaknya, kalau ingin melihat kualitas suatu negara, bisa dlihat dari perempuannya itu sendiri. Karenanya, perempuan mengalami beberapa fase dalam hidupnya, seperti menstruasi, hamil, melahirkan, dan menyusui. Selebihnya yang dilakukan perempuan itu bukan kodrat. Melainkan hobi dan bakti.

Lengkapnya baca DI SINI!


_____

Penulis


Mela Sri Ayuni, dilahirkan di Serang, 19 Februari 2002. Aktif di #Komentar angkatan 11. Pernah menulis jurnal “Peran Agama dalam Mewujudkan Toleransi di Kota Serang” (2022) dan menjadi penulis terpilih nasional dalam antologi Terluka 2 (2024). Kesehariannya dihabiskan untuk belajar dan mencari cilung. Tinggal di Cikeusal-Serang. Peserta Klinik Menulis Angkatan #5.



Kembali ke BERANDA 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Klinik Menulis

Tentang Klinik Menulis Klinik Menulis merupakan komunitas literasi (WA) yang didirikan oleh Encep Abdullah pada 3 Desember 2016. Sebab-musabab didirikan komunitas ini adalah permintaan banyak pihak di medsos kepada Encep Abdullah. Akhirnya, Encep merenung dan memutuskan membuat grup menulis di WA. Maka, jadilah nama Klinik Menulis, terinspirasi dari grup sebelah, Klinik Bahasa.  Mulanya anggota Klinik Menulis terdiri atas anak muda berusia 17—25 tahun yang berasal dari berbagai daerah: NTB, Aceh, Papua, Cianjur, Bogor, Kalimantan, Banten, dan sebagainya. Memilih peserta anak muda karena mereka tidak sibuk mengurus pekerjaan rumah tangga dan biar pekerjaan menulis bisa fokus. Lalu, stigma itu keliru. Ternyata, pelajar dan mahasiswa juga sama-sama sibuk layaknya mereka yang sudah berkeluarga. Kendala mereka sangat klasik: lupa, malas, tidak konsisten menulis. Klinik Menulis sudah mengarsipkan empat buku: Telolet, Puisi, dan  Kerikil Sepanjang Jalan (Angkatan #1, 2017), Nun dan...

Cerpen Fauzan Murtadho | Apakah Kita Benar-Benar Sudah Merdeka?

Matahari telah memancarkan cahayanya. Sinarnya menghangatkanku yang sedang duduk santai di teras rumah. Anakku, yang usianya masih lima tahun menghampiri dan ikut duduk di sampingku. Ia menatap wajahku, dan aku membalas tatapannya. Beberapa kata keluar dari mulut mungilnya. “Pak, hari ini kita makan, gak?” tanyanya dengan suara lirih dan bibir yang memucat. Pertanyaan sederhana itu membuat hatiku terenyuh, mengguncang ketenanganku. Aku masih mengingatnya dengan jelas. Tiga tahun lalu, ibunya — istriku meninggalkan kami. Ia pergi karena tubuhnya tak kuat lagi menahan lapar. Hipoglikemia dan malnutrisi telah merenggutnya, setelah sekian lama ia memilih mendahulukan kami daripada dirinya sendiri. Ketika kuajak makan bersama, ia selalu tersenyum, menjawab, “Ibu udah makan, Pak,” atau “Bapak duluan saja, Ibu nyusul.” Senyum itu masih jelas tergambar seakan baru kemarin ia mengucapkannya. Aku menyesal, kenapa dulu aku tidak memaksanya untuk makan bersama kami? Walau porsi makan hanya cukup u...

Rumah Bambu

  Puisi Aris Rahman Yusuf (Dimuat di nominaidekarya.com , 15 Okt 2024) Rumah Bambu Saat membersihkan rumah terlintas olehku tentang sebuah ingatan rumah bambu berdinding kata mutiara Di kamar tengah aku pernah tenggelam oleh banjir air mata sebab sebuah kepulangan Setelah kepulangan bayangan lesap kata-kata tergenggam erat dan, ketika lepas ia beraroma mawar Mojokerto, 9 Agustus 2024 Lengkapnya baca DI SINI! Biodata Penulis Aris Rahman Yusuf , pencinta bahasa dan editor lepas. Suka menulis puisi dan nonfiksi. Tulisannya pernah terbit berupa antologi, di media massa, dan di media daring. Dua buku puisinya yang sudah terbit, yaitu Ihwal Kematian Air Mata (buku puisi solo) dan Lelaki Hujan (buku puisi duet). Facebook: Aris Rahman Yusuf dan Instagram: @aryus04.