Langsung ke konten utama

Postingan

Belajar Esai di Rumah Dunia

Oleh Najullah Pada Minggu, 6 Oktober 2024, Rumah Dunia menggelar Workshop Menulis Esai untuk pegiat literasi se-Kota Serang dengan tema "Praktik Baik Pegiat Literasi Kota Serang", bertempat di Auditorium Rumah Dunia Kota Serang. Saya menjadi salah satu peserta workshop mewakili komunitas Klinik Menulis binaan Kang Encep Abdullah yang berada di Kec. Walantaka, Kota Serang. Adapun yang tampil sebagai narasumber adalah Toto ST Radik dan Firman Venayaksa atau Firman Hadiansyah. Diskusi ini dimoderatori oleh Fazri. Salah satu peserta, Mela, didaulat sebagai perwakilan peserta untuk menerima penyematan tanda peserta yang diserahkan oleh Presiden Rumah Dunia, Abdul Salam. Mela adalah salah satu pegiat literasi, anggota Klinik Menulis.  Toto ST Radik, namanya sudah sangat familiar, beliau adalah penulis dan penyair kawakan kelahiran Desa Singarajan, Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang. Nama besarnya sebagai penyair sudah malang melintang di dunia literasi. Kabar terbaru bahwa beli
Postingan terbaru

Kurikulum Merdeka Tidak Menjadikan Siswa Bertakwa?

 Esai Najullah, S.Pd.I. (Dimuat di Kabar Banten, 5 September 2024) Salah seorang paman memberikan komentar di grup WA terhadap tulisan saya yang berjudul “Kurikulum Merdeka, Sudahkan Gurunya Merdeka?” yang dimuat di koran harian umum Kabar Banten , 16 Agustus 2024. “Kurikulum Merdeka tidak membuat siswa menjadi takwa”, begitulah komentar yang beliau sampaikan.  Meskipun saya sering mendengar selentingan negatif tentang Kurikulum Merdeka, saya tidak pernah menghiraukannya. Menurut saya lahirnya selentingan negatif itu karena didominasi perasaan apatis terhadap kurikulum yang diterapkan pada sistem pendidikan di Indonesia yang dianggap sering gonta-ganti. Saya sudah menjelaskan panjang lebar tentang masalah ini pada artikel tersebut di atas.  Tapi, tidak dengan komentar yang satu ini. Bagi saya ini sangat menarik untuk diulas. Alasanya bukan hanya karena yang memberikan komentar adalah seorang guru Pendidikan Agama Islam yang sudah lebih dari 30 tahun mengajar di salah satu SMP Negeri d

Mahasiswa dan Segala Keabsurdannya

Esai Mela Sri Ayuni (Dimuat di NGEWIYAK, 29 Agustus 2024) Mahasiswa merupakan seseorang yang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Umumnya paling rendah berusia 19 tahun sampai tidak terbatas usia, ia berjalan seolah semua keilmuan miliknya (Febri Saefulloh dalam buku Mahasiswa Mencari Dirinya , 2021). Bebas menggunakan apa pun di lingkungan kampus, dianggap sudah dewasa. Pada tahun pertama, ia biasanya cukup disibukkan dengan banyaknya tugas yang harus dikumpulkan pada minggu yang bersamaan. Mengikuti organisasi (entah apa yang dicari, biasanya berhenti di tengah jalan), mencari referensi outfit , nongkrong untuk kopi darat, menyuarakan aksi, dan teman hati. Inilah  secuil dari kebiasaan mahasiswa masa kini.  Saya pun sebenarnya masih mahasiswa yang sedang mencari esensi dari mahasiswa itu sendiri. Saat ini saya sedang ada di fase semester akhir yang asyik. Tetapi selama bolak-balik kampus tidak banyak yang didapat, hanya satu, yaitu perubahan pola pikir. Memang terdengar sa

Pesona Pondok Pesantren

 Esai Najullah (Dimuat di Kabar Banten , 29 Agustus 2024) Keberadaan lembaga pendidikan pondok pesantren di Indonesia tidak lepas dari pengaruh penyebaran agama Islam oleh wali songo yang sampai saat ini masih tetap dilestarikan. Dari masa ke masa, keberadaannya sangat vital sebagai sumber penyebaran syiar agama Islam. Seiring berjalannya waktu, bermunculan beraneka ragam corak pondok pesantren. Setidaknya ada tiga model pondok pesantren yang diklasifikasikan oleh Kementerian Agama, yaitu pondok pesantren modern, pondok pesantren salafi, dan pondok pesantren setengah salafi, setengah modern. Kontribusi pondok pesantren terhadap negeri ini tidak bisa dianggap enteng. Pada zaman penjajahan, para kiai memobilisasi santrinya untuk berjihad melawan penjajah sampai Indonesia merdeka. Maka tidak berlebihan jika dikatakan “Indonesia lahir karena ada pondok pesantren”. Hingga sampai saat ini pondok pesantren masih berkontribusi mengisi kemerdekaan. Alumni pondok pesantren banyak yang berkiprah

Daftar Media Online

Daftar Media Online    Berhonor 1. basabasi.co 2. islami.co 3. mojok.co 4. ideide.id 5. janang.id 6. kompas.id 7. beritabaru 8. duniasantri.co 9. alif.id ( Alif.ID ) 10. berdikaribook.red 11. kurungbuka.com 12. cendananews.com 13. jejakpublisher.com 14. hot.detik.com 14. news.detik.com 15. asyikasyik.com 16. malangvoice.com 17. simalaba.net 18. nongkrong.co 19. magrib.id 20. buruan.co 21. catatanpringadi.com 22. balairungpress.com 23. bacapetra.co 24. satupena.id 25. mbludus.com 26. iqra.id 27. sastramedia.com 28. madrasahdigital.co 29. tengara.id 30. nyimpang.com 31. mjscolombo.com 32. warungkhayalan.net 33. maarifnujateng.or.id 34. harakatuna.com 35. tatkala.co 36. kawaca.com 37. litera.co.id 38. teplok.id 39. karebaindonesia.id 40. negerikertas.com 41. ecolitera.id 42. jurnaba.co 43. becik.id 44. ceritasantri.id 45. ruangliterasi.com 46. ruangsekolah.net 47. sast